Sabtu, 15 Oktober 2011

HAKIKAT KEHIDUPAN

PEMBAHASAN

A.    Tujuan Diberlangsungkanya Kehidupan
Allah berfirman dalamk Al Qur’an Surah Al Insan Ayat 1-3 :
ö@yd 4tAr& n?tã Ç`»|¡SM}$# ×ûüÏm z`ÏiB ̍÷d¤$!$# öNs9 `ä3tƒ $\«øx© #·qä.õ¨B ÇÊÈ $¯RÎ) $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB >pxÿôÜœR 8l$t±øBr& ÏmÎ=tGö6¯R çm»oYù=yèyfsù $JèÏJy #·ŽÅÁt/ ÇËÈ $¯RÎ) çm»uZ÷ƒyyd Ÿ@Î6¡¡9$# $¨BÎ) #[Ï.$x© $¨BÎ)ur #·qàÿx. ÇÌÈ
Artinya :

Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat. Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.( Al Insaan Ayat 1-3 )

Melalui ayat-ayat di atas kita memperoleh informasi bahwa dahulu kita bukanlah apa-apa. Tidak ada sesuatu apapun yang menjadi bagian dari diri kita. Lalu, dari sperma yang terkandung dalam air mani yang tergabung dalam sel telur, Allah memperjalankan proses penciptaan. Tahap demi tahap harus dilalui sampai ahirnya seorang manusia lahir ke dunia. Tak ada campur tangan apa pun dari kita dalam proses panjang ini. Kita bahkan tidak menyadari sama sekai perjalanan panjang yang kita lalui itu.
Penghayatan serius atas fenomena ini akan memunculkan kesadaran dlam diri kita bahwa diri kita bukan milik kita. Diri kita sesungguhnya berada dalam kekuasaan dan kendali sang pencipta. Kita tidak pernah merencanakan hidup didunia. Kita juga bahkan tidak pernah punya keinginan untuk lahir kedunia. Kita tidak pernah mengharap untuk menjadi seorang laki-laki ataupun perempuan. Kita tidak pernah menentukan untuk menjadi manusia atau mahluk lain.
Karna hidup ini berlangsung bkan karna kehendak dan rencana kita, tapi kehendak dan rencana Allah SWT. Maka tujuan nhidup ini pun menjadi bagian dari kehendak dan rencana Allah SWT. Sebagai mana keberadaan kita yang terjadi karna kehendak Allah SWT. Secara gambling dalam ayat kedua surat Al Insan Allah memaparkan tujuan tersebut. Allah berkehendak menguji kita dengan diturunkanya perintah dan larangan.
Dijadikanya pengelihatan dan pendenggaran bagi kita bukan untuk dinikmati sekehendak kita, tetapi unt6uk digunakan sesuai derngan petunjuk yang Allah berikan ada saatnya kita diperintah untuk mengunakanya, ada saatnya kita diperbolehkan untuk mengunakanya, dan ada saatnya kita dilarang untuk mengunakanya.
Kita memang dapat merasakan nikmat dari adanya pengelihatan dan pendengaran. Namun, kita harus mengetahui bahwa pengelihatan dan pendengaran yang ada pada diri kita didesain untuk memungkinakan keberlangsungan ujian. Semua detail yang terkait dengan pengelihatan dan pendengaran bukan dirancang untuk mengetahui hakikat segala sesuatu, bukan pula untuk mewujudkan nikmat secara maksimal, tetapi untuk menyempurnakan ujian. Jika kita diberikan pengelihatan dan pendengaran tidak seperti yang sekarang, maka ujian yang dirasakan tidak berlangsung secara maksimal.
Banyak jenis pengelihatan dan pendengaran dengan kualitas tertentu yang tidak biasa kita rasakan. Karena itu sangat mungkin terdapat berbagai nikmat pengelihatan dan pendengaran yang hanya dapat dirasakan di alam yang bukan alam sekarang ini
Sejauh ini kita mengetahui bahwa kita dapat melihat karna ada setimulus lewat mata dan karna ada setimulus dari telinga. Akan tetapi, telah diketahui bahwa kita bisa melihat sesuatu tanpa mengunakan mata, juga dapat mendengar  mengunakan sesuatu tanpa menggunakan telinga, perkembangan ilmu pengetahuan sudah sampai ketingkat itu. Ini berarti mata dan telinga bukan satu-satunya media untuk melihat dan mendengar. Jika demikian, untuk apa kita dijadikan melihat melalui mata dan dijadikan mendengar melalui telinga. Jawabanya kembali kepada tujuan diberlangsungkanya hidup ini yaitu untuk memungkinkan keberlangsungan ujian.
Jika manusia diberikan seluruh kenikmatan pengelihatan dan pendengaran seperti apa yang akan diberikan kepada penghuni surga, maka tidak akan ada orang yang tidak tertarik dengannya sehingga berita tentang adanya surga tidak lagi menjadi ujian. Sebaliknya, jika manusia diberikan pengelihatan seperti hewan yang buta warna dan diberikan pendengaran seperti hewan yang hampir tidak dapat mendengar, maka indahnya dunia tidak menjadi ujian.
Allah telah menciptakan dunia ini sebagai persinggahan sementara untuk menempatkan manusia dalam cobaan, menyucikannya dari dosa-dosanya, membuatnya mencapai jiwa yang bernilai surga, dan menyingkap kejahatan kafirin… Akan tetapi, sangat sedikit manusia merenungi dan meresapi kebenaran ini: itulah mereka yang beriman sempurna.
Pandangan terhadap kehidupan seorang mukmin yang telah meraih keimanan sempurna didasarkan pada kenyataan yang sangat penting ini yang ditekankan dalam Qur'an. Tidak seperti kafirin, orang seperti dia tidak merasa terikat pada kehidupan di dunia ini. Sebaliknya, ia berjuang bagi kehidupan di hari kemudian. Sadar bahwa ia diciptakan “hanya untuk menyembah Allah,” ia mengingat ayat
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (QS Al-Dzariat, 51; 56)
Sebagaimana disebutkan di muka, menyembah Allah tidaklah terbatas pada menaati sejumlah bentuk pemujaan seperti bershalat wajib atau berpuasa. Sebaliknya, menjadi hamba Allah mencakup sepenuh kehidupan seseorang. Mukmin beriman sempurna adalah seseorang yang dapat diartikan sebagai menghabiskan seluruh hidupnya melayani Allah. Ia hidup hanya untuk Allah, bekerja hanya demi Allah, dan mengabdikan seluruh daya-upayanya demi tujuan Allah. Ia benar-benar menyadari bahwa dunia ini bukan sesuatu melainkan tempat cobaan. Dalam Qur'an, Allah menarik perhatian pada hal ini: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setitik mani yang bercampur, lalu Kami uji dia; maka Kami jadikanlah ia mendengar, lagi melihat.” (QS Al-Insan, 76: 2) Allah, lebih jauh, menarik perhatian ke sifat menipu dunia ini dan memperingatkan manusia: Hai manusia! Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Maka, sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdaya kamu dan sekali-kali janganlah orang yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah. (QS Al-Fathir, 35: 5)

B.     Alat Ujian dalam Kehidupan
Sangat penting untuk mengetahui bahwa hidup adaah ujian karna ketidak tahuan akan hal itu membuat seseorang lalai dan pasti akan gagal menjalankan ujian ini. Ujian pada hakikatnya dalah ujian penempatan. Hasil ujian itu yang akan menentukan pilihan tempat bagi setiap orang yang hidup di akhirat. Yang tidak kalah pemtingnya adalah mengetahui media apa yang digunakan untuk memugkinkan terjadinya ujian.
Kebanyakan orang hanya mengetahui alat ujian yang terdiri dari dunia luar . Harta, kedudukan, dan kehormatan merupakan alat ujian yang mudah dipahami. Tetapi  sedikit orang yang mengetahui  bahwa dirinya adalah alat ujian yang paling ampuh. Semua sensasi yang kita peroleh, baik melalui pengelihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan perbaan, dihadirkan kepada kita sebagai alat ujian.
Bahkan semua ujian yang kita anggap berada diluar diri kita, sebenarnya sangat bergantung dengan apa yang ada dalam diri kita. Harta yang dikejar oleh para pemburu dunia sebenarnya hanya persepsi di otak manusia yang dihadirkan sebagai ujian.  Demikian pula kedudukan dan  kehormatan, wserta semua yang disukai manusia sebenarnya  hanyalah persepsi-persepsi semata. Begitu sempurnanya persepsi-persepsi tersebut sehingga kebanyakan orang tertipu sampai mengira bahwa itu adalah wujud yang sebenarnya.
Bukan hanya hal yang menyenangkan, apa myang tidak menyenangkan dan menyakitkanpun hany persepsi dan kehadiran sebagai ujian. Sebenarnya jika Allah berkehendak, Allah dapat saja menghadirkan hidup ini tanpa kekurangan, tanpa penyakit, dan tanpa kesulitan apapun. Namun jika itu terjadi, maka kehidupan ini bukan lagi ujian. Kehidupan seperti itu akan terwujud di Akhirat.

C.    Hikmah Diciptakanya Nikmat dan Sengsara
pengetahuan tentang terjadinya kehidupan menyediakan berita dan kesimpulan bahwa tidak ada hal yang sederhana dalam berlangsungnya kehidupan. Tidak ada nikmat yang kita rasakan yang bernilai biasa. Semua nikmat bernilai luar biasa. Dari oksigen yang digunakan untuk bernafas sampai darah yang berfungsi untuk mengantarkan makanan keseluruh sel tubuh, dari sel tubuh, dari sel-sel kulit sampai sel-sel yang membentuk otak, semuanya merupakan sistemyang luar biasa. Jika semua itu terkesan biasa, itu karena hal yang lkuar biasa itu dimudahkan oleh Allah bagi kita. Disamping itu, banyak kebutuhan dan nikmat yang kita perlukan dalam hidup ini, bahkan yang sangat vital, Allah sediakan secara berlimpah. Kekuranghati-hatian kita dalam berfikir akan menghasilkan kesimpulan yang keliru yaitu bahwa nikmat-nikmat yang kita rasakan adalah sesuatu yang biasa dan alami.
            Setiap manusia yang lahir kedunia ini dilengkapi dengan alat untuk merasakan nikmat-nikmat Allah. Manusia diberikan kelengkapan untuyk merasakan berbagai kenikmatan didunia adalah agar memungkinkan munculnya ketertarikan kepada janji Allah berupa surge diakhirat, juga agar muncul rasa syukur atas segala nikmat, allah didunia Allah berfirman dalam Al Qur’an Surah Al Baqarah ayat 152 :
þÎTrãä.øŒ$$sù öNä.öä.øŒr& (#rãà6ô©$#ur Í< Ÿwur Èbrãàÿõ3s? ÇÊÎËÈ
Artinya:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Selain diberikan perlengkapan untuk dapat merasakan nikmat yang beragam, manusia juga dilengkapi dengan potensi untuk merasakan kesengsaraan. Potensi itu untuk tujuan jangka pendek, hidup didunia menjadi penting sebab manusia baru dapat menghargai, bahkan baru dapat merasakan nikmat itu sebagai nikmat jika mereka mengenal dan merasakan kesengsaraan dan kesakitan.
Mereka yang beriman sempurna yang telah meresapi kenyataan penting ini menerima manfaat terbaik yang mungkin di dunia ini. Namun, ada satu perbedaan pokok antara mereka dan orang-orang yang terbuai oleh dunia ini; mereka tidak merasa rakus akan nikmat-nikmat ini. Sebaliknya, mereka merasa bersyukur kepada Allah atas apa yang Dia karuniakan kepada mereka, sebab mereka mengetahui bahwa pemilik sejati semua benda di bumi adalah Allah.
Mereka yang mengira memiliki harta, kecantikan, atau kekuasaan sesungguhnya memperdaya diri sendiri, karena bukan mereka yang telah menciptakan semua itu. Mereka tidak mampu menciptakan bahkan satu saja dari semua itu. Lebih jauh, mereka tidak dapat mencegah semua itu dari kepunahan. Mereka sendiri adalah makhluk yang diciptakan… Suatu hari, mereka pasti kan mencicipi kematian, meninggalkan di belakang semua yang menjadi milik kehidupan ini. Kesadaran akan ayat, “Sesungguhnya orang-orang itu menyukai kehidupan yang dekat (di dunia), dan mereka abaikan di belakang mereka hari yang berat.” (QS Al-Insan, 76: 27) adalah apa yang membedakan mereka yang beriman sempurna dengan mereka yang hidup dalam kelalaian. Mereka yang beriman sempurna mempersiapkan diri bagi kehidupan selanjutnya, bukan yang satu di dunia ini.
      Sudah menjadi karakter jiwa manusia pada umunya bahwa ia akan berendah diri di hadapan Allah, jika dalam keadaan terancam atau dalam keadaan sakit. Allah menyampaikan itu dalam Al Qur’an Surah Al An’am Ayat 63 :
ö@è% `tB /ä3ŠÉdfuZム`ÏiB ÏM»uHä>àß ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur ¼çmtRqããôs? %YæŽ|Øn@ ZpuŠøÿäzur ÷ûÈõ©9 $uZ8pgUr& ô`ÏB ¾ÍnÉ»yd ¨ûsðqä3uZs9 z`ÏB tûï̍Å3»¤±9$# ÇÏÌÈ
Artinya :
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang Lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"". (Al An’am Ayat 63).
Dan sudah menjadi karakter manusia pula pada umumnya jika ia akan kembali melupakan Allah ketika sudah terbebas dari ancaman dan kesulitan. Allah menyampaikan fakta ini dalam Al Qur’an surah Al Ankabut Ayat 65 :
#sŒÎ*sù (#qç7Å2u Îû Å7ù=àÿø9$# (#âqtãyŠ ©!$# tûüÅÁÎ=øƒèC çms9 tûïÏe$!$# $£Jn=sù öNßg9¯gwU n<Î) ÎhŽy9ø9$# #sŒÎ) öNèd tbqä.ÎŽô³ç ÇÏÎÈ
Artinya :
Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah) ( QS Al Ankabuut Ayat 65 )
Atas dasar kenyataan itu kita dapat memahami bahwa segala macam kesengsaraan, penderitaan, dan kesulitan, merupakan salah satu dari bentuk kasih sayang Allah. Dengan itu semua Allah membuatkan jalan bagi manusia untuk bertaubat untuk menempuh jalan yang diridhoinya.

D.    Pandangan Terhadap Kehidupan
Bumi beserta isinya dengan sejumlah kekayaan yang terkandung didalamnya adalah ciptaan Allah. Karenanya, bagi Allah itu bukanlah sesuatu yang berharga, disamping itu, keberadaan bumi tidak menambah apa-apa bagi-Nya. Namun, bagi munusia bumi dan isinya merupakan anugrah yang tak ternilai.
Tidak ada bagian sekecil apapun dari keberadaan bumi yang merupakan hasil kreasi manusia,. Manusia dihadirkan didunia ini dalam kondisi bumi yang tidak membutuhkan sesuatu dari manusia. Manusia hadir diatas bumi  hanya untuk memanfaatkan bumi untuk kepentinganya.
Bahkan kekuranghati-hatian atau ketidak tahuan manusia seringkali dapat melahirkan tindakan yang merusak bumi ini. Allah SWT berfirman dalam Ar Rum Ayat  41  :
tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ
Artinya :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).( Ar Ruum Ayat 41




























KESIMPULAN

Allah berfirman dalamk Al Qur’an Surah Al Insan Ayat 1-3 :
ö@yd 4tAr& n?tã Ç`»|¡SM}$# ×ûüÏm z`ÏiB ̍÷d¤$!$# öNs9 `ä3tƒ $\«øx© #·qä.õ¨B ÇÊÈ $¯RÎ) $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB >pxÿôÜœR 8l$t±øBr& ÏmÎ=tGö6¯R çm»oYù=yèyfsù $JèÏJy #·ŽÅÁt/ ÇËÈ $¯RÎ) çm»uZ÷ƒyyd Ÿ@Î6¡¡9$# $¨BÎ) #[Ï.$x© $¨BÎ)ur #·qàÿx. ÇÌÈ
Artinya :

Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat. Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.( Al Insaan Ayat 1-3 )
pengetahuan tentang terjadinya kehidupan menyediakan berita dan kesimpulan bahwa tidak ada hal yang sederhana dalam berlangsungnya kehidupan. Tidak ada nikmat yang kita rasakan yang bernilai biasa. Semua nikmat bernilai luar biasa. Dari oksigen yang digunakan untuk bernafas sampai darah yang berfungsi untuk mengantarkan makanan keseluruh sel tubuh, dari sel tubuh, dari sel-sel kulit sampai sel-sel yang membentuk otak, semuanya merupakan sistemyang luar biasa. Jika semua itu terkesan biasa, itu karena hal yang lkuar biasa itu dimudahkan oleh Allah bagi kita. Disamping itu, banyak kebutuhan dan nikmat yang kita perlukan dalam hidup ini, bahkan yang sangat vital, Allah sediakan secara berlimpah. Kekuranghati-hatian kita dalam berfikir akan menghasilkan kesimpulan yang keliru yaitu bahwa nikmat-nikmat yang kita rasakan adalah sesuatu yang biasa dan alami.







DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar